Saturday, October 15, 2011

AYAT DAN HADITS TERKAIT CANDA

Berikut ini beberapa ayat dan hadis yang mungkin punya benang merah dengan hal canda:

1. Perintah bertutur kata dengan baik:

Dan (ingatlah) ketika Kami Mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang. (Q.S. Al-Baqarah:83)

2. Kecil, besar, semua dicatat:


Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, “Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya,” dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhan-mu tidak menzalimi seorang jua pun.(Q.S. Al-Kahfi: 49)

3. Dilarang bercanda mengambil barang orang


Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Ibnu Abu Dzi`b. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin 'Abdurrahman Ad Dimasyqi berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'aib bin Ishaq dari Ibnu Abu Dzi`b dari Abdullah bin As Saib bin Yazid dari Bapaknya dari Kakeknya Bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: \"Jangan sekali-kali salah seorang dari kalian mengambil barang milik saudaranya, baik untuk bercanda atau sungguhan.\" Sulaiman berkata, \"untuk bercanda atau sungguhan. Maka barangsiapa mengambil tongkat milik saudaranya hendaklah ia kembalikan.\" Ibnu Basysyar tidak mengatakan 'Ibnu Yazid', dan ia berkata dalam riwayatnya (dengan kalimat); Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda.\" (Sunan Abu Daud, No. 4350, Kitab 35. Adab)

4. Tiga jenis canda yang disunnahkan:


Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Manshur, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Al Mubarak, telah menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, telah menceritakan kepadaku Abu Sallam, dari Khalid bin Zaid dari 'Uqbah, ia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: \"Sesungguhnya Allah memasukkan tiga orang ke dalam surga karena satu anak panah, yaitu: Pembuatnya yang menginginkan kebaikan dalam membuatnya, orang yang memanah dengannya, serta orang yang mengambilkan anak panah untuknya. Panah dan naiklah kuda, kalian memanah adalah lebih aku sukai daripada kalian menaiki kuda. Bukan termasuk hiburan (yang disunahkan) kecuali tiga perkara: seseorang melatih kudanya, bercanda dengan isterinya, dan memanah menggunakan busurnya serta anak panahnya. Dan barangsiapa yang meninggalkan memanah setelah ia mengetahuinya karena tidak senang kepadanya maka sesungguhnya hal tersebut adalah kenikmatan yang ia tinggalkan atau ia berkata: yang ia ingkari.\"
(Sunan Abu Daud, No. 2152, Kitab Jihad).

5. Bercanda, tapi yang dikatakan tetap kebenaran:


Telah menceritakan kepada kami Abbas bin Muhammad Ad Duri Al Baghdadi, telah menceritakan kepada kami Ali bin Al Hasan, telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin Mubarak dari Usamah bin Zaid dari Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah ia berkata; Mereka (para sahabat) berkata, \"Sesungguhnya Anda ….\" Beliau bersabda: \"Sesungguhnya aku tidaklah mengatakan sesuatu kecuali yang benar.\" Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih.

(Sunan Tirmidzi No. 1913, dimuat pula di Musnad Ahmad No. 8366).

6. Yang Membuat Nabi Tertawa


a. Telah menceritakan kepada kami Isma'il telah menceritakan kepada kami Ibrahim dari Shalih bin Kaisan dari Ibnu Syihab dari Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Zaid bin Al Khatthab dari Muhammad bin Sa'd dari Ayahnya dia berkata; \"Umar bin Khatthab radliallahu 'anhu pernah meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, (saat itu) di dekat beliau ada beberapa wanita Quraisy yang sedang berbicara panjang lebar dan bertanya kepada beliau dengan suara yang lantang. Ketika Umar meminta izin kepada beliau, mereka segera berhijab (bersembunyi di balik tabir), lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mempersilahkan Umar untuk masuk. Ketika Umar masuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertawa sehingga Umar berkata; \"Demi ayah dan ibuku, apa yang membuat anda tertawa wahai Rasulullah?\" Beliau bersabda; \"Aku heran dengan mereka yang ada di sisiku, ketika mendengar suaramu mereka segera berhijab.\" Umar berkata; \"Anda adalah orang yang lebih patut untuk disegani wahai Rasulullah!. Kemudian Umar menghadapkan ke arah wanita tersebut dan berkata; \"Wahai para wanita yang menjadi musuh bagi hawa nafsunya sendiri, apakah kalian segan denganku sementara kalian tidak segan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?\" Kami pun menjawab; \"Karena kamu adalah orang yang lebih keras dan lebih kaku dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.\" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: \"Biarlah wahai Ibnul Khatthab, demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, selamanya syetan tidak akan bertemu denganmu di satu jalan yang kamu lewati melainkan syetan akan melewati jalan selain jalanmu.\"

(Shahih Bukhari No. 5621, Kitab Adab)

b. Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami 'Affan bin Muslim telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah telah menceritakan kepada kami Tsabit dari Anas dari Ibnu Mas'ud bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: \"Orang yang terakhir kali masuk surga adalah seorang laki-laki, dia terkadang berjalan, terkadang menyungkur, dan terkadang api neraka mejilatnya. Ketika dia telah melewatinya, maka dia menoleh kepada ke api tersebut seraya berkata, 'Mahasuci Allah yang telah menyelamatkanku darimu. Allah telah memberikan sesuatu kepadaku yang mana Dia tidak pernah memberikannya kepada orang yang awal dan akhir.' Lalu sebuah pohon diangkatkan kepadanya, lalu dia berkata, 'Wahai Rabbku, dekatkanlah kepadaku pohon ini agar aku dapat bernaung dengan naungannya dan minum airnya.' Lalu Allah berfirman: \"Wahai anak Adam, boleh jadi jika Aku memberikannya kepadamu, niscaya kamu akan meminta yang lain kepadaKu.' Maka dia menjawab, 'Tidak wahai Rabbku.' Lalu dia berjanji kepada Allah untuk tidak minta selain itu. Sedangkan Rabbnya memberikan udzur kepadanya karena Dia melihat sesuatu yang dia pasti tidak dapat menahannya. Lalu pohon tersebut didekatkan kepadanya, lalu dia berlindung pada naungannya dan minum dari airnya. Kemudian diangkatlah sebuah pohon lain yang lebih bagus daripada yang pertama. Maka dia berkata, 'Wahai Rabbku, dekatkanlah pohon ini kepadaku agar aku dapat minum dari airnya dan berlindung dengan naungannya, aku tidak akan meminta kepadaMu selainnya.' Maka Allah berkata, 'Wahai anak Adam, bukankah kamu telah berjanji kepada-Ku untuk tidak meminta selainnya.' Lalu Allah berkata lagi, 'Boleh jadi jika Aku mendekatkannya kepadamu niscaya kamu meminta hal lainnya'. Lalu dia berjanji untuk tidak meminta kepada Allah selain itu. Sedangkan Rabbnya memberikan udzur kepadanya karena Dia melihat sesuatu yang mana dia tidak akan mampu menahan diri atasnya. Lalu Allah mendekatkan pohon tersebut untuknya, sehingga dia dapat berlindung dengan naungannya, dan minum dari airnya. Kemudian pohon lainnya diangkat untuknya di sisi pintu surga. Pohon itu lebih indah daripada keduanya. Lalu dia berkata, 'Wahai Rabbku, dekatkanlah kepadaku pohon ini agar aku dapat berlindung dengan naungannya dan minum dari airnya, aku tidak akan meminta kepadamu hal lainnya. Maka Allah berkata, 'Wahai anak Adam, bukankah kamu berjanji kepada-Ku untuk tidak memintaku selainnya.' Dia menjawab, 'Ya, memang benar wahai Rabbku. Kali ini aku tidak akan memintanya kepadamu selainnya'. Sedangkan Rabbmu memberikan udzur kepadanya karena dia melihat pada dirinya sesuatu yang mana dia tidak bisa menahan diri darinya. Lalu Allah mendekatkannya darinya. Ketika Allah mendekatkannya darinya, maka dia mendengar suara penduduk surga. Lalu dia berkata, 'Wahai Rabbku, masukkanlah aku kepadanya'. Maka Allah berkata, 'Wahai anak Adam, apa yang bisa membuatmu tidak meminta lagi kepadaKu. Apakah kamu rela bila Aku memberikanmu dunia dan semisalnya bersamanya.' Dia menjawab, 'Wahai Rabbku, apakah kamu memperolok-olokku, padahal Engkau adalah Rabb alam semesta'.\" Lalu Ibnu Mas'ud tertawa, seraya berkata, 'Tidakkah kalian bertanya kepadaku tentang sesuatu yang membuatku tertawa? ' Mereka bertanya, 'Apa yang membuatmu tertawa? ' Ibnu Mas'ud berkata, 'Demikianlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertawa.' Para sahabat, 'Apa yang membuatmu tertawa wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab: '(Aku tertawa) karena sesuatu yang membuat tertawa Rabb alam semesta ketika hamba tersebut berkata, 'Apakah Engkau memperolok-olokku, padahal Engkau adalah Rabb semesta alam.' Allah menjawab, 'Sesungguhnya Aku tidak memperolok-olokmu, akan tetapi Aku mampu untuk melakukan segala sesuatu yang Aku kehendaki'.\"

(Shahih Muslim, No. 274, Kitab Iman)

c. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Sufyan dari 'Amru dari Abu 'Abbas dari Ibnu Umar dia berkata; \"Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di Tha`if (mengepung penduduk Tha`if), beliau bersabda: \"Insya Allah besok kita akan kembali pulang.\" Para sahabat bertanya; \"Kami tidak akan berhenti (mengepung) atau kita akan menaklukkannya?\" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: \"Kalau begitu, pergilah kalian besok pagi untuk memerangi mereka.\" Keesokan harinya mereka berangkat dan berperang dengan peperangan yang dahsyat sehingga mereka banyak yang terluka. Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: \"Besok kita akan kembali pulang.\" Abdullah bin 'Amru berkata; \"Merekapun diam dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertawa.\" Al Humaidi berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan dengan semua cerita hadits tersebut.\"

(Shahih Bukhari, No. 5622, Kitab Adab).

d. Telah menceritakan kepada kami Khalaf bin Hisyam telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Yahya bin Sa'id dari Muhammad bin Yahya bin Habban dari Anas bin Malik dari Ummu Haram -dia adalah bibinya Anas- dia berkata, \"Suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menemui kami, ketika beliau bersada disamping kami tiba-tiba beliau terbangun sambil tertawa, maka saya bertanya, \"Demi ayah dan Ibuku, sebenarnya apa yang membuat anda tertawa wahai Rasulullah?\" beliau menjawab: \"Diperlihatkan kepadaku, sekelompok dari ummatku yang berperang mengarungi lautan sebagaimana para raja di atas singgasana.\" Lantas saya berkata, \"Do'akanlah semoga saya termasuk di antara kelompok tersebut!\" Beliau bersabda: \"Kamu termasuk di antara mereka.\" Ummu Haram melanjutkan, \"Kemudian beliau tidur lagi, tidak lama setelah itu tiba-tiba beliau terbangun sambil tertawa, maka saya bertanya, dan beliau pun menjawab sebagaimana jawaban beliau yang pertama. Maka saya berkata, \"Do'akanlah semoga saya termasuk di antara kelompok tersebut!\" Beliau bersabda: \"Kamu termasuk dari kelompok yang pertama.\" Anas berkata, \"Setelah itu dia menikah dengan Ubadah bin Shamit, lalu dia bersama suaminya ikut serta dalam peperangan di lautan, ketika hampir mendarat dia menaiki kendaraannya dan terpelanting hingga lehernya terbentur hingga mengakibatkan kematiannya.\" Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh Ibnu Muhajir dan Yahya bin Yahya keduanya berkata; telah mengabarkan kepada kami Laits dari Yahya bin Sa'id dari Ibnu Habban dari Anas bin Malik dari bibinya, Ummu Haram binti Milhan, bahwa dia berkata, \"Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertidur di dekatku, tiba-tiba beliau terbangun sambil tertawa.\" Ummu Haram melanjutkan, \"Lantas saya berkata, \"Apa yang membuatmu tertawa wahai Rasulullah?\" beliau menjawab: \"Diperlihatkan kepadaku sekelompok dari ummatku yang berperang di laut hijau ini…lalu dia menyebutkan seperti hadits riwayat Hammad bin Zaid dan telah menceritakan kepadaku Yahya bin Ayyub dan Qutaibah dan Ibnu Hujr mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Isma'il -yaitu Ibnu Ja'far- dari Abdullah bin Abdurrahman bahwa dia pernah mendengar Anas bin Malik dia berkata, \"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menemui puterinya Milhan -yaitu bibinya Anas- kemudian beliau menaruh kepalanya di sisi binti Milhan …lalu dia melanjutkan hadits tersebut semakna dengan hadits Ishaq bin Abu Thalhah dan Muhammad bin Yahya bin Habban.\"

(Shahih Muslim, No. 5363, Kitab Kepemimpinan).

7. Tidak keluar kontrol


Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sulaiman dia berkata; telah menceritakan kepadaku Ibnu Wahb telah mengabarkan kepada kami 'Amru bahwa Abu Nadlr telah menceritakan kepadanya, dari Sulaiman bin Yasar dari Aisyah radliallahu 'anha dia berkata; \"Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertawa terbahak-bahak hingga terlihat langit-langit dalam mulutnya, beliau hanya biasa tersenyum.\"

(HR. Bukhari No. 5627, Kitab Adab).

8. Rasulullah menghibur dengan senyuman dan tawa, pada sahabat yang berduka kala beliau sakit (di hari itu pula, beliau wafat)


Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri berkata, telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik Al Anshari salah seorang dari sahabat yang pernah mengikuti, melayani dan mendampingi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Bahwa Abu Bakar pernah mengimami mereka shalat di saat sakitnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang membawanya pada kewafatannya. Hingga pada suatu hari, pada hari Senin, saat orang-orang sudah berada pada barisan (shaf) shalat, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyingkap tabir kamar dan memandang ke arah kami sambil berdiri, sementara wajah beliau pucat seperti kertas. Beliau tersenyum dan tertawa. Hampir saja kami terkena fitnah (keluar dari barisan) karena sangat gembiranya melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Abu Bakar lalu berkeinginan untuk berbalik masuk ke dalam barisan shaf karena menduga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam akan keluar untuk shalat. Namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat kepada kami agar: \"Teruskanlah shalat kalian.\" Setelah itu beliau menutup tabir dan wafat pada hari itu juga.\"

(Shahih Bukhari, No. 639, Kitab Adzan).

9. Nabi tertawa atas sesuatu yang benar adanya, bukan cerita dusta.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sinan telah menceritakan kepada kami Fulaih telah menceritakan kepada kami Hilal dari 'Atha' bin Yasar dari Abu Hurairah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam suatu hari menyampaikan hadis sedang di sisinya ada seorang arab badui: \"Ada seorang penduduk surga meminta ijin Tuhannya untuk menanam. Allah berujar, 'Bukankah engkau diperkenankan sekehendakmu! ' Orang tersebut menjawab, 'Memang, namun aku ingin menanam! ' Orang itu kemudian bergegas menabur benih, dan ujung-ujung tanamannya sedemikian cepat tumbuh, juga perkembangbiakannya, sehingga ia juga cepat memanen, yang himpunan panenannya sebesar gunung. Kemudian Allah berfirman, 'Silahkan kau ambil hai Anak adam, sungguh tak ada sesuatu yang menjadikanmu puas! ' Maka si arab badui berkata, 'Wahai Rasulullah, (jika demikian) tidak akan engkau temukan seperti orang ini selain dari Quraisy atau orang anshar, sebab mereka hobi bercocok tanam, adapun kami, tidak suka bercocok tanam! Rasulullah pun menjadi tertawa.\"

(Shahih Bukhari, No. 6965, Kitab Tauhid).

Sumber pengambilan hadis: Lidwa Pusaka, Ensiklopedi Hadis Kitab 9 Imam

### Bambu Apus, 16 Oktober 2011

No comments:

Post a Comment