Sunday, September 25, 2011

Al-Qur'an: Dzikrullah dan Integritas

فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ أُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ -١٩-

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah Menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik. (Al-Hasyr: 19)

Orang-orang yang banyak melupakan Allah, sedikit mengingat-Nya, niscaya sulit mencapai integritas diri. Ayat ini seperti sudah menjadi 'ayat kutukan' bagi mereka yang melupakan Allah. Kita mungkin kerap takjub dengan kejujuran dan ke-amanah-an orang-orang kafir terkait profesi mereka, tapi percayalah, mereka tetap termasuk --bahkan mereka adalah panglimanya-- golongan orang-orang yang melupakan Allah. Karenanya, meski dalam hal profesi mereka tampak punya integritas yang tinggi, niscaya, bahkan dapat dipastikan, di sisi lain kehidupan mereka, terjadi hal-hal yang bertolak-belakang. Misalnya dalam hal kesetiaan mereka terhadap pasangan, tugas sebagai ibu/ayah, tugas sebagai anak terhadap orangtua...

Saya sendiri merasakan, begitu jauh dari Allah, begitu lalai menjaga ingatan akan ayat-ayat-Nya, mudah sekali diri ini lupa akan hakikat diri sendiri. Mudah lupa janji, mudah lupa bahwa sebenarnya saya ini begini dan begitu...

Integritas sejati telah dan hanya ditampakkan oleh generasi Nabi dan para sahabatnya, dan orang-orang salih setelahnya. Mereka yang banyak mengingat Allah, benar-benar punya integritas yang total dalam semua sisi kehidupan mereka.

Mereka bisa tampil gagah berani dan tak takut membunuh atau terbunuh lawannya dalam perang, tapi di saat lain mereka juga bisa mempermasalahkan anak burung yang diambil dari induknya. Mereka bisa sangat haus ilmu, tapi di sisi lain mereka juga sangat tahu apa yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan atau dibahas --buang angin misalnya; kata Nabi صل الله عليه و سلم: mengapa kalian tertawa tentang sesuatu yang kalian juga alami/lakukan? *1) Mereka bisa sangat menyayangi anak/keturunannya tapi tak ragu menghukum anak/keturunannya bila bersalah.

Sekarang ini, banyak sekali tokoh-tokoh nasional bahkan internasional, yang jadi pemimpin tapi juga tak punya integritas di sisi kehidupannya yang lain, selain yang berkaitan dengan ketokohan mereka. Saya tak ingin menyebut mereka satu-persatu, karena pembaca yang budiman tentu tak asing dengan kisah-kisah mereka yang jadi santapan lezat media-infoteinment. Semoga mereka --dan juga saya dan Anda-- ditujuki Dzat Yang Maha Pemberi Hidayah. Menjadi sosok yang punya integritas. Di keramaian, di saat sendiri, di rumah, di kantor, sebagai anak, sebagai orang tua, sebagai istri, suami, guru, murid...

Dan hanya dengan banyak mengingat Allah, itu semua bisa tercapai. Dan, mengingat Allah dengan cara yang benar --pikir juga rasa-- hanya bisa dengan banyak berinteraksi dengan Al-Qur'an. Karena Al-Qur'an-lah yang menjadi perantara bagaimana Allah bercakap-cakap, memperkenalkan Diri-Nya, kepada makhluk ciptaan-Nya.

---
*1)

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ أَخْبَرَهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَمْعَةَ
أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ وَذَكَرَ النَّاقَةَ وَالَّذِي عَقَرَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
{ إِذْ انْبَعَثَ أَشْقَاهَا }
انْبَعَثَ لَهَا رَجُلٌ عَزِيزٌ عَارِمٌ مَنِيعٌ فِي رَهْطِهِ مِثْلُ أَبِي زَمْعَةَ وَذَكَرَ النِّسَاءَ فَقَالَ يَعْمِدُ أَحَدُكُمْ فَيَجْلِدُ امْرَأَتَهُ جَلْدَ الْعَبْدِ فَلَعَلَّهُ يُضَاجِعُهَا مِنْ آخِرِ يَوْمِهِ ثُمَّ وَعَظَهُمْ فِي ضَحِكِهِمْ مِنْ الضَّرْطَةِ وَقَالَ لِمَ يَضْحَكُ أَحَدُكُمْ مِمَّا يَفْعَلُ
وَقَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَمْعَةَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلُ أَبِي زَمْعَةَ عَمِّ الزُّبَيْرِ بْنِ الْعَوَّامِ

Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il Telah menceritakan kepada kami Wuhaib Telah menceritakan kepada kami Hisyam dari bapaknya bahwa Abdullah bin Zam'ah telah mengabarkan kepadanya bahwa ia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan khuthbah lalu menyebutkan Unta yang dan orang yang melukainya (maksudnya dari kaum Tsamud). Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: \"Muncul dari kalangan mereka seorang laki-laki terhormat, perangainya jahat dan mempunyai banyak pendukung di kalangannya, laki-laki itu seperti Abu Zum'ah.\" Kemudian beliau juga menyebut tentang wanita. Beliau bersabda: \"APakah layak salah seorang dari kalian memukul isterinya sebagaimana ia memukul seorang budak, namun di akhir petang malah menggaulinya?.\" Beliau kemudian memberi nasehat kepada mereka terhadap kebiasaan tertawa lantaran kentut. Setelah itu, beliau bersabda: \"Kenapa salah seorang dari kalian tertawa terhadap apa yang ia lakukan?\" Abu Mu'awiyah berkata; Telah menceritakan kepada kami Hisyam dari bapaknya dari Abdullah bin Zam'ah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan bahwa laki-laki Tsamud tersebut seperti Abu Zam'ah paman Az Zubair bin Al 'Awwam.

(Kitab Bukhari,Hadis No.4561, Kitab Tafsir Quran, Pustaka Lidwa)

###
20 September 2011

No comments:

Post a Comment